Tema: Jawa Klasik

Hal yang satu ini penting banget.  Malah kalau bisa tentukan tema dulu sebelum pilih gedung.  Karena kan gedung nanti harus menyesuaikan tema, atau malah tema menyesuaikan gedung? Anyway, sebelum memilih Granadi kami memang ingin pas hari H nanti temanya Jawa Klasik.  Salah satu alasannya karena kami berdua orang Jawa.  Sheep Jawa-Sunda, ya kan Sheep? dan aku Jawa.  Alasan lain, kenapa gak modern karena kalo menurut Blur - Band British Pop yang nge-hits tahun 1990an, "modern life is rubbish". Lalu kenapa gak internasional aja, karena secara personal menurut aku there is no such an international culture.  Indeed, it is a western culture.  Sebelum berlanjut ngebahas teori imperialisme budaya dan sebagainya, pokoknya aku gak mau pake internasional modern.  Di hari H nanti pengennya pake tema Jawa titik.

Jawa klasik kaya apa? Yang ada di kepala aku sekarang akan pake ornamen kayu dan bukan styrofoam.  Untuk warna-warna kain juga mau memake warna coklat yang dipadukan dengan warna gold dan batik.   Gak mau pake warma-warni yang ngejreng apalagi nabrak sana-sini.  Untuk bunga juga pengennya gak terlalu rame tapi cukup putih dan soft pink.  Dan kalo bisa juga pengennya semua bunga lokal.  Alasan pertama, tentu saja karena harga bunga lokal lebih murah daripada bunga impor.  Alasan kedua karena kau gak suka bunga.  Alasan ketiga karena bunga lokal juga gak kalah cantik-cantik.  Dan kayanya juga dekorasi Jawa jaman dulu gak make bunga impor tapi tetep keliatan anggun.  Bukan karena aku anti produk impor lho ini, cuma kalo ada produk lokal yang kualitasnya bagus dan dengan harga yang bersaing kenapa harus pake produk impor.  Tapi ini balik lagi ke masalah taste :)

Beberapa contoh dekorasi Jawa Klasik: